
Puan maharani sosok wanita penurus sang ibu megawati soekarno putri,
Puan maharani wanita pertama mejadi ketua DPR RI.
Mari kita simak sepak terjang career Puan maharani.
Baca juga : 1 pukulan tko kabinet merah putih negara konoha
Baca juga : Negara Komunis dan Kebijakan Lingkungan Hidup: Analisis Mendalam tentang Pendekatan, Tantangan, dan Dampak
Baca juga : TRAGEDI1998 JILID 2 TAHUN 2025 #IND0NESIA GELAP
Puan Maharani adalah salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Indonesia saat ini. Ia dikenal sebagai cucu Proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno, sekaligus putri Megawati Soekarnoputri yang pernah menjabat sebagai Presiden ke-5 RI. Dengan latar belakang keluarga politik yang sangat kuat, Puan menempuh jalannya sendiri di dunia politik dan berhasil mencatatkan sejumlah sejarah penting, termasuk menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI.
Latar Belakang dan Keluarga

http://www.berniceedelman.com
- Nama lengkap: Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi
- Lahir: 6 September 1973, Jakarta
- Orangtua: Megawati Soekarnoputri (Presiden ke-5 RI) dan Taufiq Kiemas (politisi senior PDI Perjuangan)
- Suami: Hapsoro Sukmonohadi (pengusaha)
- Anak: Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari dan Praba Diwangkara Caraka Putra Soma
Puan tumbuh dalam lingkungan keluarga politik. Kakeknya, Soekarno, adalah tokoh proklamator dan Presiden pertama RI. Ibunya, Megawati, adalah pemimpin PDI Perjuangan dan pernah menjadi Presiden RI. Ayahnya, Taufiq Kiemas, dikenal sebagai politisi senior sekaligus Ketua MPR RI (2009–2013). Latar belakang ini menempatkan Puan dalam “trah politik Soekarno” yang memiliki pengaruh besar di panggung politik nasional.
Pendidikan
- Sekolah Dasar Tarakanita, Jakarta
- SMP Negeri 1 Bogor
- SMA Tarakanita, Jakarta
- Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia (UI)
Meskipun banyak dibesarkan dalam dunia politik, Puan memilih studi Ilmu Komunikasi, yang kemudian berguna dalam membangun citra politiknya
Karier Politik
Awal Karier di PDI Perjuangan

Puan aktif di PDI Perjuangan sejak muda, terutama mendampingi sang ibu, Megawati. Karier politik formalnya dimulai pada Pemilu 2009 ketika ia terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV. Suaranya cukup tinggi, menegaskan pengaruh besar nama Soekarno di kalangan rakyat.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR (2012–2014)
Puan dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR. Jabatan ini memperkuat posisinya sebagai kader elit partai, sekaligus memperlihatkan kepercayaan Megawati terhadapnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2014–2019)
Pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), Puan ditunjuk menjadi Menko PMK. Ia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan Menko. Beberapa program prioritas yang ia jalankan:
- Revolusi Mental (program yang menekankan pembangunan karakter bangsa)
- Koordinasi bantuan sosial termasuk Program Keluarga Harapan (PKH)
- Peningkatan akses kesehatan dan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar
Ketua DPR RI (2019–sekarang)

Pada 1 Oktober 2019, Puan dilantik menjadi Ketua DPR RI periode 2019–2024, menjadikannya perempuan pertama dalam sejarah Indonesia yang menduduki jabatan ini. Perannya mencakup:
- Memimpin lembaga legislatif tertinggi di Indonesia
- Menjadi representasi diplomasi parlemen Indonesia di forum internasional
- Mengawal legislasi penting seperti Omnibus Law, revisi UU Pemilu, hingga pembahasan RUU Kesehatan
Pencapaian dan Rekam Jejak
- Perempuan pertama Ketua DPR RI – pencapaian bersejarah dalam keterwakilan perempuan di politik.
- Menteri Koordinator Perempuan Pertama di Indonesia.
- Kekuatan politik dalam PDI Perjuangan – digadang sebagai salah satu penerus Megawati di partai.
- Simbol trah politik Soekarno – menjadi penghubung antara sejarah Soekarno dengan generasi politik modern.
Kontroversi
Sebagai tokoh publik, Puan juga tidak lepas dari kritik:
- Program “Revolusi Mental” dinilai tidak berjalan maksimal.
- Kepemimpinannya di DPR dikritik karena beberapa kebijakan dianggap lebih menguntungkan pemerintah ketimbang memperjuangkan suara rakyat.
- Isu politik dinasti sering diarahkan kepadanya, mengingat ia berasal dari keluarga politik besar.
Puan Maharani dan Pilpres
Nama Puan beberapa kali disebut-sebut sebagai calon potensial di Pemilu Presiden. Namun, elektabilitasnya sering diperdebatkan. Meski ia memiliki kekuatan struktural di partai dan parlemen, popularitasnya di publik kerap kalah dibanding figur lain seperti Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. Hal ini membuat posisinya unik: kuat di internal partai, namun masih mencari simpati luas di masyarakat.
Analisis Peran Politik

Puan Maharani merupakan simbol dari kesinambungan trah politik Soekarno. Ia membawa beban sejarah besar, sekaligus harapan agar perempuan bisa lebih banyak hadir di ruang politik strategis. Namun, tantangan terbesarnya adalah membuktikan bahwa dirinya bukan hanya “pewaris nama besar”, melainkan pemimpin dengan visi dan kinerja nyata.